Pages

Kamis, 16 Februari 2012

ANATOMI FISIOLOGI SENDI

ANATOMI FISIOLOGI SENDI
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
(1) sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis;
(2) sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis; dan
(3) sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi sinovial :
(1) Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ;
(2) Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ;
(3) Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ;
(4) Trochoid : rotasi, mono aksis ;
(5) Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).
Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :
(1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian;
(2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan
(3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau penambahan usia (Wilson, 2005; Laboratorium histologi FK UNS, 2009)
Anatomi-Fisiologi Sendi
         Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
•    Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
•    Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.
Gejala Sama, Jenis Berbeda
Kebanyakan orang tahu bahwa rematik menyebabkan rasa nyeri, kaku, dan kadang-kadang pembengkakan pada sendi. Tapi, rematik juga dapat mempengaruhi otot dan tendon (tempat otot melekat), yang mungkin tidak bengkak tetapi tetap sakit.
Jenis rematik ada kuranglebih 100 macam, yang paling umum adalah Osteoarthritis, Rheumathoid Arthritis dan Gout (Arthritis Pirai).
OSTEOARTHRITIS (OA)
•    Definisi : Osteoartritis / penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi, yang berkembangnya secara lambat.
•    Penyebabnya : tidak diketahui.
•    Lokasi sendi yang terkena : sendi tangan / kaki, sendi-sendi besar yang menanggung beban/berat badan tubuh kita (sendi tulang belakang, sendi lutut, sendi panggul).
•    Faktor resiko Osteoarhtritis :
- faktor usia ( sering pada usia diatas 60 tahun )
- jenis kelamin ( frekuensi OA lebih banyak pada wanita diatas usia 50 tahun)
- genetik (keturunan)
- kegemukan
- cedera sendi ( akibat pekerjaan & olahraga )
•    Gejala OA
- nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang bertambah berat pada waktu menopang berat badan atau waktu aktivitas (melakukan gerakan), dan membaik bila diistirahatkan
- gerakan sendi menjadi terhambat karena nyeri
- pada beberapa penderita, nyeri sendi atau kaku sendi dapat timbul setelah istirahat lama, misalnya duduk di kursi atau mobil (perjalanan jauh), atau setelah bangun tidur di pagi hari
- kadang disertai suara gemeretak/kemretek pada sendi yang sakit
- penderita mungkin menunjukkan salah satu sendinya (sering lutut atau tangan) secara perlahan membesar
Gambaran Osteoarthritis
    
RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)
•    Definisi : suatu penyakit autoimun dimana persendian secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Biasanya muncul pada usia antara 25-50 tahun,tapi bisa juga diluar usia itu
•    Penyebabnya : belum dapat diketahui secara pasti
•    Gejala yang ditimbulkan :
- kaku pada persendian ↦ sekitarnya pada pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam
- pembengkakan pada sendi ( minimal 3 sendi secara bersamaan ) misalnya : pada sendi jari-jari tangan / kaki, sendi pergelangan tangan / kaki, sendi siku, sendi pinggul, atau sendi lutut
- peradangan tersebut bisa terjadi pada kedua belah sisi, dapat disertai timbulnya nodul / benjolan dibawah kulit
- selain itu bisa timbul perubahan bentuk sendi (deformitas) akibat kerusakan rawan sendi & erosi tulang disekitar sendi
- pada RA juga bisa disertai dengan demam, lemah, dan nafsu makan berkurang
•    Pada pemeriksaan laboratorium : Faktor Reumatoid serum menunjukkan adanya titer abnormal.
•    Radiologis : pada sinar-X tangan / pergelangan tangan menunjukkan adanya erosi/dekalsifikasi tulang pada sendi & sekitarnya.
GOUT (ARTHRITIS PIRAI)
•    Definisi : suatu penyakit yang ditandai dengan serangan nyeri sendi yang berulang-ulang dan tiba-tiba, peradangan sendi bersifat menahun (kronis) dan setelah terjadi serangan berulang, sendi bisa menjadi bengkok
•    Penyebabnya : karena tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia)
•    Lokasi sendi yang terkena : biasanya adalah pangkal ibu jari kaki, meskipun demikian serangan ini bisa terjadi pada persendian lain, seperti pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan atau jari tangan
•    Gejala : gout berkembang dalam 4 tahap :
1.    Tahap Asimptomatik : Pada tahap ini kadar asam urat dalam darah meningkat, tidak menimbulkan gejala.
2.    Tahap Akut : Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi pada tengah malam atau menjelang pagi. Serangan ini berupa rasa nyeri yang hebat pada sendi yang terkena, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan perlahan-lahan akan sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 14 hari.
3.    Tahap Interkritikal : Pada tahap ini penderita dapat kembali bergerak normal serta melakukan berbagai aktivitas olahraga tanpa merasa sakit sama sekali. Kalau rasa nyeri pada serangan pertama itu hilang bukan berarti penyakit sembuh total, biasanya beberapa tahun kemudian akan ada serangan kedua. Namun ada juga serangan yang terjadi hanya sekali sepanjang hidup, semua ini tergantung bagaimana sipenderita mengatasinya.
4.    Tahap Kronik : Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan sehingga menjadi akut. Frekuensi serangan akan meningkat 4-5 kali setahun tanpa disertai masa bebas serangan. Masa sakit menjadi lebih panjang bahkan kadang rasa nyerinya berlangsung terus-menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi yang sakit.
Gambaran Gout (Arthritis Pirai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar